• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • WELCOME, Warm Regards!

    Welcome to Project Department IAAS LC UB site. Happy enjoy with us and keep togetherness...

  • Pantai Kondang Merak

    Pantai Kondang Merak, begitu menyimpan banyak pesona. Matahari terbit, tenggelam, ombak yang menderu, masyarakat yang beragam, dan kekayaan alamnya yang melimpah.

  • Satu Sisi Pantai Kondang Merak

    Tak terbilang betapa indah pantai ini. Dari sudut mana pun, akan selalu terlihat tetap indah dan menawan.

  • Speed Boat Alami

    Ini adalah salah satu batu karang besar yang terletak di sisi timur Pantai Kondang Merak. Sepintas, akan terlihat seperti Speed Boat, namun lebih alami. Begitu mempesona

Rabu, 09 Maret 2011

Working Camp, Membumi dengan Mengabdi

Posted by Project IAAS LC UB On 06.24 1 comment


Jika mau sejauh mata memandang, maka bumi ini sesungguhnya indah. Jika ingin berpikir menembus cakrawala, maka bumi ini sesungguhnya cantik rupa. Sekali pun bumi sudah sangat tua, namun dia masih memiliki harapan untuk awet muda. Layaknya bunga yang lama kurang tersentuh namun belum mencapai titik layu, apabila bunga tersebut disiram kembali, dirawat kembali, dan disayangi kembali, keharuman dan keelokan warnanya akan kembali menyapa siapa yang memandangnya.

Di dalam bumi, tempat kita bisa berpijak sedekat-dekatnya adalah  sepersekian jengkal tangan, hanyalah daratan dan lautan. Daratan begitu luas, kita bisa lihat secara mudah dalam atlas dunia. Dalam mata memandang, bumi kita kecil, antar daratan seolah terpisah begitu dekat. Namun dalam pikiran kita menerawang jauh, bumi ini sesungguhnya luas dan antar daratan begitu jauh. Daratan begitu kokoh berdiam di tengah-tengah lautan, di mana lautan mengelilingi daratan hingga jarak yang susah dihitung dengan nalar. Harus berlayar, harus berjelajah, harus mengangkasa, dan hanya begitulah bumi ini seperti bisa kita pegang.

Indonesia, dengan gugusan-gugusan pulaunya yang begitu indah dan berbagai macam rupa, patut kita yakini bahwa Indonesia menyimpan berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu-ribu, bahkan berjuta-juta pesona, keindahan, keunikan, dan keberagaman. Sungguh luas makna ‘Bhinneka Tunggal Ika’ seperti yang tercatat dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kita perlu menyadari bahwa arti semboyan tersebut tidak hanya ditujukan kepada kita sebagai manusia di bumi Indonesia, namun juga flora, fauna, yang berada dalam kesatuan sistem sosial luar biasa di mana kesemuanya pasti akan merasa saling memiliki dan menghargai.

Dari sekian banyak dan beragam tempat, ada satu tempat menarik di mana keseluruhan komponen yang disebutkan tadi terlihat berkesinambungan. Ada manusia, flora, dan fauna, yang demi bertahan hidup harus saling menjaga secara kasat mata. Kita bisa melihat sendiri manusia bertahan hidup, namun mungkin kita tidak bisa secara jelas melihat bagaimana tanaman dan hewan bertahan hidup dengan berbagai sebab. Kita mungkin kurang berinteraksi dan kurang peka, yang kita tahu hanyalah tanaman dan hewan itu masih ada. Kenyataan dan kesimpangsiuran ini bisa menjadi alasan pertama mengapa ada satu tempat ini akan coba untuk kita lihat bagaimana kesinambungan itu ada dan terjadi.

 Di sisi selatan pulau Jawa, dengan koordinat 8°23'44"S   112°28'35"E,  berjarak sekitar kurang lebih 65 km dari Kotamadya Malang, Provinsi Jawa Timur, ada satu pantai yang sangat indah dengan nama yang unik, lautnya yang biru, deburan ombaknya yang bergemuruh, dan dengan dijaga oleh penduduk setempat. Pantai Kondang Merak, begitulah dia disebut.


Pantai ini belum banyak terdengar namanya di telinga orang-orang, belum banyak yang tahu, di peta-peta lama atau bahkan baru masih belum ada nama Pantai Kondang Merak. Orang-orang yang belum tahu pantai ini, mungkin hanya mengenal Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, dan Pantai Sendang Biru. Padahal, Pantai Kondang Merak ada di antara jajaran pantai antara Ngliyep dan Balekambang. Ada juga yang tak tersebut di peta, yang sesungguhnya berada di sebelah timur Sendang Biru, yaitu Pantai Bajul Mati. 

Dilihat dari sisi fakta, Pantai Kondang Merak merupakan daerah pesisir yang terpencil, tak banyak penduduk (hanya sekitar 20-30 kepala keluarga), identik dengan akses jalan yang sulit, listrik tak memadai, kondisi masyarakat yang masih belum mencapai tingkat kesejahteraan nyata, namun memiliki sumber daya alam yang kaya dan melimpah. Seperti itulah kondisi major Pantai Kondang Merak, dan berikutnya adalah bagaimana untuk membantu dan membawa masyarakat Pantai Kondang Merak menuju kesejahteraan yang diiringi terjaganya keseimbangan ekosistem Pantai Kondang Merak.
Namun mengapa Pantai Kondang Merak dikatakan lebih menarik dibandingkan Pantai Bajul Mati yang sama-sama tak tersebut di peta, bahkan lebih menarik dibandingkan yang sudah tersebut di peta? Ada banyak alasan yang bisa menjadi jawaban untuk pertanyaan ini.

Beberapa alasan yang ada tidak hanya menjadi jawaban, namun juga menjadi latar belakang munculnya sebuah kegiatan menarik demi menelusuri Pantai Kondang Merak secara utuh dan menyeluruh. Akan lebih baik bila kita mengetahui terlebih dahulu kegiatan apakah itu. Karena dengan kita mengetahui kegiatan tersebut, maka dengan sendirinya alasan-alasan yang menjadi jawaban atas pertanyaan tadi akan terbuka dan terjabarkan dengan jelas.

Working Camp, atau biasa disebut WoCa, adalah sebuah kegiatan tahunan IAAS LC UB atau International Association of Agriculture Students and related sciences Local Committee Universitas Brawijaya Malang. IAAS LC UB merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa dan organisasi non profit (NGO) yang berasaskan agrokompleks dan berorientasi internasional. Working Camp  sendiri merupakan salah satu program kerja Departemen Project, sebuah departemen yang berada dalam naungan IAAS LC UB. Nantinya, akan bisa diketahui mengapa Working Camp merupakan program kerja andalan yang menarik, bermanfaat, dan menantang.

 Sebuah program, akan berjalan percuma bila hanya berupa wacana. Karena itu, tak bisa tidak, Working Camp memiliki tujuan yang apabila dapat tercapai seluruhnya, akan membuatnya memiliki suatu esensi yang lebih, dan menjadikannya lebih bermakna. Tujuan yang ingin dicapai sangatlah kompleks, yang apabila diizinkan untuk membagi menjadi tiga poin, maka tujuan tersebut antara lain pengabdian masyarakat, penggalian sumber daya alam, dan kebersamaan. Ketiga tujuan utama tersebut sesungguhnya bisa dikatakan sebagai suatu sistem, saling berkaitan dan saling berkesinambungan. 

Pengabdian masyarakat, merupakan tujuan pertama yang akan dicapai. Pantai Kondang Merak, cocok sekali dijadikan sebagai referensi awal untuk melakukan sebuah pengabdian yang berarti. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di bumi Kondang Merak, maka pengabdian adalah sesuatu yang fundamental dalam esensi sosial budaya. Dengan kondisi Pantai Kondang Merak dan berbagai fakta yang mengiringinya, maka memang benar-benar diperlukan suatu pengabdian masyarakat penghuni Pantai Kondang Merak. Tujuan kecil dari pengabdian ini adalah membawa globe kearifan lokal masyarakat Kondang Merak lebih mengemuka di dunia lokal, nasional, dan internasional. 

Kedua adalah penggalian sumber daya alam. Menggali di sini bukan berarti eksploitasi alam. Namun, lebih cenderung eksplorasi alam dengan tujuan agar ada pemanfaatan sumber daya alam secara tepat. Seringkali, tak banyak yang sadar apabila sesungguhnya alam ini memiliki banyak potensi yang tersembunyi. Lagi-lagi kepekaan kita akan diuji ketika melihat alam. Tak jarang apabila penggalian sumber daya alam hanya bersifat sektoral, berlaku di beberapa titik saja, sehingga akan terjadi kekhawatiran bila sentralisasi alam dapat menimbulkan kejenuhan dan kerusakan pada alam, tanpa diiringi ‘regenerasi’ sumber daya alam. Maksud dari ‘regenerasi’ di sini adalah pemerataan penggalian sumber daya alam secara tepat dan benar, tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem. Kesimpulannya adalah, penggalian sumber daya alam bertujuan untuk merawat alam, memanfaatkan alam, menjaga keseimbangan dan kelestarian alam, serta meremajakan bumi.

Terakhir, yang tak kalah penting adalah kebersamaan. Kebersamaan di sini memiliki arti yang sangat luas. Dari dua tujuan sebelumnya, sebenarnya berorientasi pada kebersamaan. Kebersamaan antar sesama manusia dan kebersamaan antar manusia dengan alam. Pengabdian masyarakat bisa mewujudkan kebersamaan nyata, yang memiliki keberlanjutan jangka panjang dan meninggalkan kesan mendalam kepada siapa yang mengabdi dan siapa yang terabdi. Penggalian sumber daya alam juga dapat menimbulkan kebersamaan. Artinya adalah manusia dan alam akan sama-sama saling membutuhkan, saling menjaga, dan dengan ‘semangat’ kebersamaan pula manusia beserta alam akan ikut menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan begitu, bumi kita akan terasa awet muda, sekalipun tak bisa menghindar dari kejaran usia tua.


Ketiga tujuan inilah yang akan mulai dicapai melalui Working Camp. Dari satu titik Pantai Kondang Merak, diyakini akan bisa berlanjut secara merata dan menanamkan hakikat ‘kembali ke alam’ ke setiap tempat yang lain. Dari hakikat inilah kita membumi, artinya tetap berpijak di atas tanah pada setiap langkah yang kita lakukan. Dan dengan mengabdi, akan terjadi harmonisasi antara kita dengan sesama manusia serta kita dengan alam, yang pada akhirnya membuat kita tetap membumi. Karena, apa yang telah kita lakukan terhadap alam, pada dasarnya kita telah menghargai alam. 

1 komentar:

ikutaaaaaaaannnnnnnnnn... aku daftar ya, sama temen2ku, ntar listnya aku kirim via sms aja ya mas momo :).. bayar di hari H tidak mengapa bukan??? mohon jemputan sesampaiku di stasiun malang ya :D

Posting Komentar